Paling
gak enak memang, kalo kita sedang ada saudara atau orang lain meminta
PINJAMAN alias NGUTANG sama kita. karena pinjaman disini seringkali
identik dengan MINTA UANG secara halus, boro-boro mau bayar, sekedar
minta maaf belum bisa bayar saja gak terucap.
Ya kalo pinjam buat bisnis, bisnisnya jelas prospektif menguntungkan dan dia sendiri
kompeten dan rajin bekerja sih masih mendingan, dia berhasil kitanya
puas walau pinjamannya gak dikasih lebih tapi uang kita masih selamat
kembali.
Nah yang sering
terjadi adalah kita seringkali tergiur dengan orang yang menawarkan bagi
hasil atau bunga yang sangat-sangat fantastis, dan kadang gak masuk
akal agar kita mau meminjamkan uang kita kepadanya dengan bahasa yang
cukup menarik INVESTASI, padahal intinya juga sama mau NGUTANG bahkan
kadang mau MENJEBAK dan MEMERAS kita. tapi yang seperti ini begitu
banyak diminati orang bahkan ribuan orang jadi korban dan gak berani
lapor karena malu, sudah terlanjur ngomong sama banyak orang bahwa
sebentar lagi dia akan kaya raya tanpa harus bekerja, he he he, mimpi
kalie ye.
Nah yang lebih aneh
itu kalo Allah yang MEMINTA PINJAMAN sama kita itu Allah yang MAHA KAYA,
kebanyakan kita langsung SINIS, padahal Allah gak mungkin ingkar janji,
Allah malah menjanjikan bagi hasil yang sangat luar bisa 10% sampai
700% bahkan harta kita juga akan menjadi JURU SELAMAT nanti di AKHIRAT.
Nah yang seperti ini kita kadang masih BELUM YAKIN, menganggap GAK RIIL
alias MUSTAHIL.
ZAKAT, INFAQ, SEDEKAH
DAN WAKAF KITA ITULAH PINJAMAN UNTUK ALLAH SWT, terus apa sih yang
sebenarnya terjadi ketika kita memberikan Pinjaman kepada Allah SWT,
inilah kisah nyata yang akan mengilustrasikannya
-------------
Suatu hari setelah pulang dari rumah Rasulullah, Ali melihat Fatimah sedang berdiri di teras rumah.
“Hai isteriku, apakah ada makanan hari ini untuk suamimu?” tanya Ali.
“Demi Allah, aku tak
memiliki apa-apa kecuali uang enam dirham, hasil upah memintal bulu-bulu
domba milik Salman al-Farisi. Dan aku berencana ingin membelikan
makanan untuk Hasan dan Husain.”
“Biar aku saja yang membelikannya. Berikan uangnya kepadaku!”
Fatimah pun memberikan uang tersebut.
Ali pun bergegas pergi
membeli makanan untuk kedua anaknya. Di tengah jalan, ia ketemu dengan
seorang laki-laki yang berkata, “Siapa yang mau meminjami Tuhan Yang
Maha Pengasih dan Yang Selalu Menepati Janji.”
Ali pun memberikan
uang enam dirham tersebut kepadanya. Kemudian pulang ke rumahnya dengan
tangan kosong. Fatimah yang melihat Ali pulang dengan tangan hampa
langsung menangis.
“Mengapa kamu menangis?”
“Kenapa kamu pulang tanpa membawa sesuatu? Ke mana uang yang enam dirham tadi?”
“Isteriku yang mulia, aku telah meminjamkannya kepada Allah.”
Mendengar jawaban Ali, Fatimah berhenti menangis dan gembira. “Sungguh! Aku mendukung tindakannmu!”
Lalu Ali pun keluar
rumah karena ingin bertemu Rasulullah SAW. Di tengah jalan, ia disapa
seorang laki-laki, “Hai Abu Hasan, maukah kau beli untaku?”
“Aku tak punya uang,” kata Ali
“Bayarnya belakangan saja.”
“Berapa?”
“Seratus dirham.”
“Baik. Kalau begitu aku beli.”
Setelah diberikan
untanya kepada Ali, dan Ali pun ingin kembali pulang meletakkan untanya
di sekitar ruamhnya. Di tengah perjalanan, ia disapa seorang laki-laki.
“Hai Abu Hasan, apakah unta tersebut akan kau jual?”
“Ya.”
“Berapa?”
“Tiga ratus dirham.”
“Ya, aku beli.”
Lalu orang tersebut membayarnya dengan kontan 300 dirham dan mengambil unta tersebut.
Ali pun bergegas pulang ke rumahnya. Fatima tersenyum melihat wajah Ali yang sumringah.
“Kelihatan begitu gembira, apa yang terjadi, suamiku?”
“Isteriku yang mulia, kubeli unta dengan bayar tempo seharga 100 dirham. Lalu kujual lagi 300 dirham dengan kontan.”
“Lalu Aku setuju.”
Setelah berdialog di
rumahnya, Ali pamit kepada Fatimah mau menemui Rasulullah SAW di mesjid.
Ketika masuk masjid, Nabi SAW tersenyum melihatnya.
Tanpa di tanya lagi Baginda Nabi Langsung bertanya kpd saidina Ali:
“Hai Abu Hasan! Apakah kau yang lebih dahulu cerita ataukah aku terlebih dahulu?”
“Anda saja yang cerita, ya Rasul,” jawab Ali.
“Tahukah kamu siapa yang menjual unta kepadamu dan siapa yang membelinya kembali?”
“Tidak. Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.”
“Berbahagialah Ali.
Kamu telah meminjamkan 6(enam) dirham kepada Allah. Dan Allah memberimu
300 dirham. Tiap satu dirham mendapat ganti 50 dirham. Yang pertama
datang kepadamu adalah Jibril dan yang terakhir datang adalah Mikail.”
Subhanallah.....
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !